Semua pasti tahu kalau negara Indonesia dibagi menjadi tiga bagian zona waktu: Indonesia bagian Barat, bagian Tengah dan terakhir yaitu bagian Timur. Tapi tidak semua orang tahu provinsi apa saja yang masuk ke dalam bagian Timur, coba inget-inget lagi pelajaran IPS di sekolah dulu hehe.
Indonesia bagian Timur meliputi wilayah Maluku dan Irian/Papua. Ada seorang pembaca Tentik yang memberikan ide bagus untuk menulis tentang realita hidup disana. Selama ini memang kehidupan sesama kita di Maluku ataupun Papua kurang diliput, jadi mari kita lihat 10 Realita Hidup di Indonesia Timur di bawah ini.
10Perlambatan Kemajuan & Kemiskinan
Sebenarnya Maluku dan Irian/Papua mempunyai potensi yang sungguh besar untuk berkembang, namun selalu terhambat dikarenakan lokasinya yang sulit dijangkau. Untuk mencapai wilayah Timur juga memerlukan biaya yang tidak murah sehingga menyebabkan pembangunan disana menjadi tersendat-sendat. Jalanan masih banyak yang belum memadai, infrastruktur belum berkembang dan beragam masalah lain.
Terlebih lagi karena faktor kemiskinannya. Banyak warga yang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, contohnya pangan, sandang, papan, dan kesehatan. Sungguh ironis karena pulau ini mempunyai sumber daya alam yang besar. Mudah-mudahan pemerintahan sekarang dapat memberi harapan bagi kemajuan pembangunan dan kemakmuran masyarakat disana.
9Masalah Pendidikan
Berkaitan dengan point di atas, perlambatan kemajuan juga disebabkan oleh masalah pendidikan yang ada. Seharusnya pendidikan itu bisa dirasakan oleh seluruh pelosok di Indonesia, bukan hanya di kota-kota besar saja.
Lokasi geografis adalah salah satu faktor yang menyebabkan pembangunan pendidikan tidak dapat terlaksana dengan maksimal, khususnya di wilayah Indonesia Timur yang masih tertinggal jauh dengan provinsi lainnya.
8Terbatasnya Fasilitas
Lagi-lagi disebabkan juga karena faktor geografisnya, fasilitas yang ada di Indonesia Timur, khususnya Papua, juga masih terbatas. Fasilitas disini maksudnya adalah rumah sakit, sekolah atau ruang belajar, transportasi, komunikasi sampai internet.
Banyak rumah sakit di Papua yang kondisinya tidak layak untuk melayani pasien, padahal warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan sangat banyak.
7Adanya Jurang Pemisah
Mari kita merenung sejenak dan jujur pada diri sendiri, apakah yang ada di benak Anda ketika berpikir tentang Papua? Berapa banyak orang yang peduli tentang apa yang terjadi disana? Tanpa disadari, muncul suatu jurang pemisah antara Indonesia dan Irian/Papua, padahal Irian/Papua juga termasuk dalam wilayah Indonesia.
Akhirnya ketidakadilan dan penindasan pun terjadi dan masyarakat Papua lah yang terkena imbasnya.
6Rusaknya HAM
Sudah bukan rahasia umum lagi jika telah terjadi banyak pelanggaran HAM di Papua, baik yang tercatat maupun yang tidak tercatat. Insiden seperti penyiksaan, penyerangan warga oleh aparat, konflik antar-suku, bahkan penembakan misterius. Kasus terakhir yang pernah menyita perhatian umum adalah tewasnya empat orang pelajar setelah ditembak orang tak dikenal.
Banyak orang bilang bahwa hukum yang berlaku disana adalah hukum rimba.
5Biaya Hidup Tinggi
Jayapura adalah kota nomor dua di Indonesia dengan biaya hidup paling tinggi, dan tentu saja Jakarta menempati urutan nomor satu. Mencengangkan bukan? Statistik ini berasal dari BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2014. Biaya yang harus dikeluarkan satu keluarga/rumah tangga per bulan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makanan, minuman, sewa rumah, sabun mandi dan sebagainya mencapai hampir 7 juta rupiah per bulan, dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang.
4Sanitasi Paling Buruk
Wilayah Papua mendapat nilai terburuk dalam program sanitasi dan kesehatan lingkungan dibanding provinsi lain di Indonesia. Minimal nilai yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan adalah 70, sementara Papua hanya mendapatkan nilai 45. Penyebabnya dipengaruhi oleh perilaku hidup bersih dan sehat yang masih minim, seperti tidak mencuci tangan sebelum makan, kurangnya air bersih dan buang sampah sembarangan.
Selain itu, hanya 30% rumah tangga di kota Jayapura yang menggunakan septik tank, sementara 70% sisanya masih buang air besar di kali, sungai ataupun selokan.
3Limbah Tambang Menyebabkan Anak Cacat & Keguguran
Sungguh miris mendengar bahwa ibu-ibu hamil di Papua, khususnya suku Kamoro, harus meminum sumber alam yang telah tercemar oleh limbah hasil tambang. Meskipun tahu bahwa itu beracun namun mereka tidak punya pilihan lain karena mereka benar-benar memanfaatkan alam untuk hidup. Akibatnya sangat memilukan hati, keguguran banyak terjadi dan bayi-bayi yang berhasil dilahirkan pun juga kebanyakan cacat.
“Hutan bakau hancur, kami terpaksa mengonsumsi biota di hutan bakau yang sudah dicemari limbah perusahaan. Ikan juga sudah berubah bentuk ada yang kepalanya besar tapi badannya kecil, kami tahu itu beracun,” kata John Nakiaya Bendahara Lembaga Masyarakat Adat Kamoro.
2Hidup Berpindah-pindah
Selain keguguran, proses tailing (pembuangan limbah) dan juga penebangan liar menyebabkan warga terpaksa mengungsi dan minggir dari rumah-rumah mereka. Selain itu juga, mata pencaharian suku Kamoro sebagai nelayan juga makin sulit karena pesisir pantainya (ataupun sungai) mengalami pendangkalan. Suku yang hidup di atas sampan, sungai dan sagu ini menjadi susah bersaing dengan penduduk lainnya dalam bidang keterampilan, bagaimana bisa jika areal pekerjaannya saja sudah tidak ada lagi?
Tak cukup sampai situ saja, alasan lainnya mereka hidup berpindah-pindah adalah karena didera ketakutan akibat dari konflik bersenjata yang terjadi disana.
1Masyarakatnya Paling Bahagia
Setelah kita membahas yang negatif, ada baiknya kita menutup artikel ini dengan berita yang menggembirakan. Tahukah Anda bahwa Maluku adalah provinsi nomor dua di Indonesia yang masyarakatnya paling bahagia? Kekayaan ekonomi memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan tingkat kebahagiaan seseorang. Banyak aspek lainnya seperti misalnya keharmonisan keluarga. Semua orang berhak untuk bahagia.
Dan jika Anda penasaran, Kepulauan Riau menempati urutan nomor satu yang masyarakatnya paling bahagia.
Kalau Anda ingin menambahkan, silahkan beri komentar di kolom di bawah ini sehingga bisa bermanfaat untuk kami dan juga pembaca lainnya.
Setahu saya Indonesia tidak dibagi menjadi barat, tengah dan timur…..yang ada adalah pembagian waktu menjadi tiga zona waktu……..
Betul mas. Maap kurang jelas di tulisannya, bermaksud mempersingkat saja sebenernya. Harusnya saya tulis ‘dibagi menjadi tiga bagian zona waktu’. Makasih mas masukannya akan sy koreksi skrg ya 🙂