Belakangan ini daerah Lombok di Nusa Tenggara Barat terus digoyang gempa, bahkan hingga menyebabkan kerusakan dan korban jiwa. Gempa memang merupakan salah satu aktifitas bumi yang bisa mengakibatkan kerusakan luar biasa. Namun, dibalik bencana ini, ternyata masih ada 10 fakta tentang gempa yang tak banyak diketahui oleh masyarakat umum. Berikut ulasannya.
10Maret adalah bulan gempa
Andreanof di Alaska pernah diguncang gempa 9,1 skala Richter (SR) pada 9 Maret 1957. Lalu, giliran Prince William Sound, masih di wilayah sama, yang digoyang gempa 9,2 SR pada 28 Maret 1964. Pada 11 Maret 2011 silam, gempa 9 SR dan tsunami juga menghantam Jepang. Makanya, banyak orang meyakini bahwa Maret sebagai bulan gempa, meski itu tidak ilmiah.
9Bumi jauh lebih aktif saat ini
Ahli geologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Danny Hilman Natawijaya pernah menyebut gempa makin sering terjadi pasca tsunami Aceh pada 2004. Pernyataan ini seakan membenarkan teori Stephen S Gao, ahli dari Missouri University of Science & Technology yang pada 2010 mengatakan dalam 15 tahun terakhir, aktivitas seismik bumi jadi lebih aktif.
8Matahari dan bumi sebabkan getaran
Sejumlah peneliti meyakini daya tarik matahari dan bulan mampu merangsang getaran di bawah tanah patahan San Andreas. Kedua benda langit itu memang diketahui menciptakan pasang di kerak bumi. Tidak hanya itu saja, beberapa orang juga percaya bahwa fenomena supermoon dapat memicu gempa, meski banyak ilmuwan menganggapnya tak masuk akal.
7San Francisco mendekati Los Angeles
Gempa telah mengakibatkan dua sisi patahan (fault) San Andreas saling bertubrukan, yang kemudian menyebabkan kota San Francisco di Amerika Serikat terus bergerak mendekati Los Angeles. Setiap tahun pergerakannya rata-rata 2 inchi, sama seperti kecepatan pertumbuhan kuku manusia. Dalam beberapa juta tahun ke depan, kedua kota itu diyakini akan menyatu.
6Gempa bisa mengguncang sisi bumi lainnya
Para ahli seismologi dunia telah mempelajari bahwa gempa dahsyat di Aceh pada 2004 telah melemahkan setidaknya sebagai patahan San Andreas. Sebelumnya, gempa di Chile pada 1960 juga mampu mengguncang seluruh bumi selama beberapa hari. Fenomena ini menjadi fakta yang disebut osilasi, yang terukur oleh stasiun seismik yang tersebar di seluruh dunia.
5Bumi jadi lebih bulat setelah gempa
Gempa dahsyat pernah terjadi di Aceh pada 2004, yang memicu terjadinya tsunami hingga menyapu dataran di daerah tersebut. Tak banyak yang mengetahui bahwa kemudian bumi ternyata malah jadi jauh lebih bulat setelah peristiwa tersebut. Gempa 9,1 SR itu rupanya menyebabkan tonjolan pada perut bumi terpangkas, terkait pengukuran kutub ke kutub.
4Pengeboran minyak bisa picu gempa
Eksploitasi minya pun ternyata juga bisa memicu gempat minor atau kecil. Pasalnya, pada umumnya minya ditemukan dalam sedimen lembut dan licin. Bebatuan lain kemudian akan bergerak untuk mengisi kekosongan ketika minyak ditambang, dan lalu akan menciptakan peristiwa ‘mini-seismik’. Namun, gempa kecil itu memang tak bisa dirasakan oleh manusia.
3500.000 gempa terjadi setiap tahun
Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) memprediksi jutaan gempa terjadi di seluruh dunia setiap tahun. Namun, banyak yang tak terdeteksi badan-badan meteorologi dan geofisika. Meski begitu, setidaknya sekitar 500.000 gempa yang terdeteksi instrumen sensitif dalam setahun di seluruh dunia. Sekitar 100 di antaranya bisa berpotensi menyebabkan kerusakan.
2Gempa bisa terjadi dalam cuaca apapun
Para ilmuwan menyebut cuaca tak bisa mempengaruhi kekuatan di bawah permukaan bumi. Perubahan tekanan udara di atmosfer sendiri memang sangat kecil dibanding kekuatan di kerak bumi, sehingga efeknya tak bisa mencapai bawah tanah. Makanya, USGS memastikan secara statistik waktu terjadi gempa merata dalam cuaca dingin, panas, hujan, dan lainnya.
1Ring of Fire wilayah paling aktif
USGS mengklaim bahwa sekitar 90 persen gempa bumi di dunia terjadi pada kawasan Cincin Api Pasifik (Ring of Fire). Secara geologis bumi, kawasan yang berbentuk mirip tapal kuda itu memang jadi wilayah yang paling aktif, meliputi 400 gunung bawah laut dan membentang 25 ribu mil dari Selandia Baru, Indonesia, Jepang, China, Rusia, dan mencapai Amerika Selatan.