Tidak dipungkiri bahwa prokrastinasi atau menunda telah menjadi bagian dari hidup kita. Semua orang di dunia ini pernah menunda – nunda. Baik dalam kehidupan di sekolah, masyarakat, tempat kerja, dan keluarga. Pembiaran prokrastinasi membuat sikap kurang baik ini melekat pada diri Anda.
Prokrastinasi adalah zona nyaman dan menyenangkan. Seringkali kita terbuai dalam situasi tanpa ancaman . Namun, hal ini hanya berlangsung sementara. Dampak-dampak yang tidak diinginkan akan terjadi kemudian. Tak heran, setelah itu Anda akan kelabakan.
Tahukah Anda jika prokrastinasi justru menghambat kemajuan Anda? Sikap ini terkadang hanya akan mengubah arah hidup Anda yang sudah direncanakan sebelumnya. Penundaan hanyalah tipuan dan godaan. Sensasi kegembiraan dan euforia kebahagiaan hanyalah kesemuan.
Sebenarnya Anda mengetahui dampak – dampak negatif melakukan prokrastinasi. Akan tetapi disisi lain, Anda juga bingung bagaimana caranya untuk memulai. Memulai untuk mengatasi dan memulai untuk mengakhiri. Melawan prokrastinasi adalah melawan diri sendiri.
Sebelum mendalami betapa merugikannya melakukan prokrastinasi, ada baiknya kita cermati dan waspadai 10 gejala prokrastinasi, si pencuri waktu yang ulung berikut ini.
10Terjebak dalam kenyamanan
Adakah seseorang di dunia ini yang tidak ingin hidup enak, nyaman, dan menyenangkan? Tentu semuanya mendambakan kehidupan yang demikian. Kehidupan tanpa luka dan penderitaan. Akan tetapi justru situasi seperti ini dapat menjadi bumerang. Seseorang yang terbiasa dengan keadaan seperti ini memiliki kecenderungan tidak tahan banting. Jika suatu saat nanti seseorang diberikan tugas yang sulit dan jauh dari kebiasaan dan kenyamanannya, maka ia akan memiliki kecenderungan untuk menunda.
9Gemar mengulur-ulur waktu
Terkadang kita pernah terlalu santai dalam mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan. Hal ini disebabkan karena kita merasa mampu sehingga kita merasa dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan tepat waktu. Padahal, kita tidak pernah bisa tahu kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan.
8Meremehkan pekerjaan
Pekerjaan yang ditugaskan Anda anggap sebagai tugas yang mudah. Oleh sebab itu Anda memutuskan untuk menunda melakukan pekerjaan tersebut. Anda beranggapan bahwa mengerjakan tugas di jam-jam dan hari-hari terakhir akan menghasilkan hasil yang maksimal. Ternyata Anda keliru. Anda kurang teliti dalam mencerna tugas yang dimaksud. Pekerjaan yang dilakukan memakan proses dan waktu yang tidak sebentar. Anda pun tidak bisa mengerjakannya tepat waktu. Anda pun menyesal.
7Tergoda dengan hal yang menyenangkan
Suatu saat Anda ditugaskan membuat laporan keuangan oleh atasan. Anda diberikan waktu satu hari untuk menyelesaikannya. Tiba-tiba muncul notifikasi pembaruan game di smartphone Anda. Anda pun tergoda untuk memainkannya. Anda berjanji hanya memainkan sekitar lima menit saja. Lima menit berlalu. Anda berjanji untuk melakukannya lima menit lagi. Hingga akhirnya sudah terlalu banyak lima menit – lima menit yang Anda lewatkan.
6Malas-malasan
Ketika dihadapkan pada tugas dan deadline, Anda merasa enggan. Anda merasa malas untuk mengerjakannya. Anda memandang bahwa pekerjaan yang harus dikerjakan adalah sesuatu yang tidak penting dan tidak mendesak. Anda memutuskan untuk menunda pekerjaan tersebut. Hingga akhirnya deadline semakin mendekat. Anda pun belum menyelesaikannya.
5Tidak menyelesaikan pekerjaan
Anda merasa bahwa tugas yang diberikan terlalu sulit sehingga Anda mengulur waktu untuk mengerjakannya. Anda berkata kepada diri sendiri bahwa Anda sebentar menunda pekerjaan untuk mencari inspirasi dan menghibur diri. Akan tetapi Anda terlanjur terbuai. Hingga akhirnya tugas yang diberikan belum selesai.
4Menghindari kesulitan
Sebagian dari kita memilih untuk menghindari kesulitan daripada menghadapinya. Hal ini bukan tanpa alasan. Situasi sulit adalah situasi yang tidak menyenangkan. Seseorang yang memutuskan menunda pekerjaan bisa jadi menghindari dan mengulur waktu untuk bertemu dengan kesulitan. Misalnya saja seorang mahasiswa yang bertahun-tahun belum lulus karena menghindari sulitnya mengerjakan skripsi.
3Sulit mengatakan “tidak”
Seseorang yang mudah dipersuasi akan sulit untuk mengatakan tidak. Baik berkata tidak terhadap seseorang, situasi, dan godaan. Misalnya seseorang harus bergadang semalam suntuk untuk menyelesaikan proyek akhirnya. Tiba-tiba segerombolan temannya datang mengundang untuk nongkrong di kafe bersama. Karena merasa tidak enak, seseorang tersebut mengiyakan. Akhirnya seseorang tersebut menunda pekerjaannya.
2Terlalu perfeksionis
Seorang mahasiswa diwajibkan untuk menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat kelulusan. Mahasiswa tersebut memiliki karakteristik perfeksionis. Ia ingin agar tugas yang dikerjakan dapat sesempurna mungkin. Setiap hari ia hanya mengulang-ulang menulis di bagian yang sama. Hal ini dikarenakan dia merasa tidak puas terhadap pekerjaannya. Menginginkan hasil yang terbaik dalam berusaha adalah hal yang sah-sah saja. Akan tetapi mahasiswa tersebut terlena dengan ambisinya. Hingga akhirnya waktu yang diberikan semakin lama semakin menipis sedangkan tugas yang diberikan belum terselesaikan.
1Kalau bisa besok, mengapa harus sekarang?
Seringkali kita merasa lebih memiliki banyak waktu dalam melakukan sebuah pekerjaan. Kita masih berpikiran bahwa masih ada hari esok. Kita merasa tidak perlu terburu-buru. Justru pemikiran-pemikiran seperti inilah pemicu utama munculnya menunda-nunda pekerjaan. Tidak terasa deadline pun semakin mendekat. Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan belum disentuh sama sekali. Anda pun akan merasa panik pada menit-menit terakhir.