Anak-anak kelahiran 1980-an hingga 1990-an pasti akrab dengan tokoh bernama Si Unyil. Sosok boneka dalam serial sandiwara anak-anak yang dulu tayang di TVRI ini memang sangat lekat di benak generasi muda pada masa itu. Pak Raden juga merupakan salah seorang tokoh dalam serial tersebut. Beliau inilah yang menciptakan tokoh Si Unyil. Nah, meski pun sangat terkenal hingga saat ini, ternyata ada 10 fakta tentang Pak Raden yang tak banyak diketahui.
10Nama lahir Pak Raden
Pak Raden lahir pada tanggal 28 November 1932 di Jember, Jawa Timur. Ternyata nama asli yang diberikan oleh kedua orang tuanya adalah Suyadi. Nama Pak Raden sendiri melekat setelah serial ‘Si Unyil’ tayang di TVRI pada awal 1980-an. Ketika itu, penulis naskah serial ‘Si Unyil’, Kurnain Suhardiman merasa masih ada karakter yang kurang dalam cerita karyanya tersebut. Sehingga, Suyadi pun kemudian mencoba membuat peran dan sosok Pak Raden.
9Nama asli tokoh Pak Raden
Meski hanya sosok buatan, namun ternyata Pak Raden juga memiliki nama lengkap, yang tentunya juga hanya rekaan. Nama lengkapnya yang bernuasa Jawa itu adalah Raden Mas Singomenggolo Jalmowono. Oleh karena dirasa namanya itu kepanjangan, maka karakter tersebut dipanggil dengan nama Pak Raden. Sosok Pak Raden dalam cerita serial ‘Si Unyil’ sendiri dikenal dengan peran antagonis, sebagai seorang tokoh orang tua yang pemarah.
8Putra dari Patih Surabaya
Menariknya, sosok Pak Raden di dunia nyata ternyata berasal dari keluarga bangsawan dan terhormat di zaman penjajahan Belanda. Dia rupanya anak dari seorang Patih Surabaya. Pada zaman itu, patih merupakan seorang pejabat operasional yang mengatur sebuah pemerintahan kota. Makanya, tidak heran jika anak ketujuh dari sembilan bersaudara itu pun mendapatkan pendidikan yang cukup tinggi, hingga mencapai jenjang perguruan tinggi.
7Alumni ITB dan lulusan Prancis
Pada saat remaja, Pak Raden asli atau bernama Suyadi melanjutkan pendidikannya di salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Ternyata dia merupakan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), yang lulus dari Jurusan Seni Rupa pada tahun 1960, saat berusia 28 tahun. Tidak hanya itu, Suyadi juga pernah belajar hingga ke luar negeri, tak lama setelah tamat dari ITB. Dia meneruskan belajar animasi ke Prancis selama tiga tahun, hingga tahun 1963 silam.
6Ada ratusan boneka
Serial ‘Si Unyil’ sendiri baru dibuat pada tahun 1980, dan mulai tayang pada tanggal 5 April 1981 lalu. Untuk keperluan tayangan yang mencapai 52 serial tersebut, Suyadi membuat delapan wajah Si Unyil dengan ekspresi perasaan yang berbeda, mulai dari senang, sedih, kaget, dan lainnya. Hingga pada akhirnya, dari mula-mula hanya belasan boneka, bertambah jadi sebanyak 300 boneka, yang dibuatnya dari kertas, dibalut lem, dan lalu dicat berwarna.
5Pencipta buku pelajaran bahasa Indonesia
Selain melahirkan sosok Si Unyil yang terinspirasi dari tokoh-tokoh Walt Disney itu, Suyadi juga ikut menyusun bacaan dalam buku pelajaran bahasa Indonesia, seperti ‘Ini Budi’, ‘Ini Ibu Budi’, dan lain sebagainya. Tak hanya itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI juga menunjuknya menjadi ilustrator buku pelajaran Bahasa Indonesia tingkat Sekolah Dasar. Berkat karyanya itu pula dia menerima Anugerah Kebudayaan dari pemerintah Indonesia.
4Tak pernah dapat royalti
Sayangnya, ata semua karyanya tersebut, Pak Raden atau Suyadi sama sekali tidak pernah mendapatkan royalti dari setiap penggunaan karakter dalam serial Si Unyil di masa kini. Salah satu contoh, pada program ‘Laptop Si Unyil’ yang tayang di sebuah televisi nasional, dia hanya dibayar untuk mengisi suara Pak Raden. Sedang hak cipta Si Unyil dipegang oleh lembaga Pusat Produksi Film Nasional (PPFN) selama lebih dari 30 tahun hingga saat ini.
3Tidak punya rumah
Kehidupan Pak Raden alias Suyadi di masa tuanya memang sangat miris. Pada tahun 2005, dia terpaksa tinggal di sebuah rumah kontrakan di kawasan Jalan Kebon Nanas, Jakarta Timur. Kondisi rumah itu sangat sederhana. Tak ada barang mewah; hanya sebuah televisi 14 inci yang terletak di ruang tamu. Hingga kemudian, salah satu program acara di televisi nasional memberi hadiah rumah sebagai penghargaan untuk dedikasi Pak Raden selama ini.
2Tak pernah menikah
Sosok yang dikenal sebagai seorang pendongeng ini sangat dekat dengan dunia anak-anak. Namun, hingga akhir hayatnya, dia tidak pernah berkeluarga alias tidak menikah. Menurut kakaknya, Siswati, ternyata Pak Raden sengaja tak menikah karena cintanya kepada anak-anak, sehingga dia pun mendedikasikan seluruh hidupnya. “Saya seorang single fighter, jadi anak-anak saya adalah anak-anak di seluruh Indonesia,” ucap Pak Raden pula suatu ketika.
1Pelihara puluhan kucing
Selain dengan menghibur anak-anak, Pak Raden yang tinggal bersama asistennya mengisi kesepian dengan memelihara kucing. Rupanya, ada puluhan kucing yang dirawatnya hingga meninggal. Ruang tamunya dipenuhi sekitar 20 kucing, selain lukisan, sketsa, dan boneka. Tak hanya membersihkan dan memberi makan yang layak untuk kucing-kucing itu, tapi juga menyayangi mereka seperti anak sendiri. Begitulah Pak Raden membagikan kasih sayangnya.